Senin, 18 Desember 2017

CONTOH PIDATO TENTANG TAAT KEPADA ALLAH SWT DAN RASULNYA





Alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya iwal mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in. Amma ba'du. Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur Kepada Allah yang memberikan nikmatnya kepada kita semua terutama nikmat sehat wal afiat, selanjutnya sholawat dan salam tak lupa mari kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman terang benderang seperti sekarang ini, tidak lupa kepada keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya. Yang saya hormati umi hanum selaku guru pelajaran ilmu tafsir serta teman-teman yang sedang berbahagia ini. Pada kesempatan yang berbahagia ini izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato tentang “Taat kepada Allah swt dan Rasulnya”.
Agama adalah tatanan kehidupan milik Allah swt diperuntukan kepada umatnya untuk dapat dijadikan sebagai tuntunan dan tatanan kehidupan. Agama itu berisi nasihat dari Allah swt yang sudah barang tentu Allah swt sendirilah yang menjaganya. Agama yang benar adalah islam dalam alquran surat al imran ayat 19 disebutkan :
  “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.”   إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
Maksud dalam kandungan ayat ini adalah jika kita berpegang teguh dalam islam maka akan selamat dunia dan akhirat.
Didalam surat An-nisa ayat 80
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا                 
Artinya : “Barang siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan Barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
TAFSIR  JALALAYN
Siapa menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah, dan siapa yang berpaling artinya tak mau menaatinya, maka bukan menjadi urusanmu maka Kami tidaklah mengutusmu sebagai pemelihara atau penjaga amal-amal perbuatan mereka, tetapi hanyalah sebagai pemberi peringatan sedangkan urusan mereka terserah kepada Kami dan Kami beri ganjaran dan balasannya. Ini sebelum datangnya perintah berperang.
TAFSIR QURAISH SHIHAB
Barangsiapa mematuhi rasul berarti telah mematuhi Allah. Sebab, Rasulullah tidak memerintahkan dan melarang sesuatu, kecuali sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Oleh karena itu, orang yang menaati Rasulullah saw. dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya, berarti juga menaati Allah. Sedangkan orang yang tidak mematuhimu, Muhammad, ketahuilah bahwa Kami mengutusmu sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, bukan untuk menguasai dan memelihara amal perbuatan mereka, yang merupakan tanggung jawab Kami, bukan tanggung jawabmu.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa islam adalah satu-satu nya agama yang benar untuk seluru urusan manusia, bahwa perkara yang Allah swt perintahkan kepada Rasul-Nya dan diikuti oleh umatnya yang antara lain mencangkup :
1.     Perintah untuk beribadah kepada Allah swt semata tidak ada sekutu baginya. Perintah ini ditunjukkan kepada orang-orang yang betul-betul patuh dan mengikuti tuntunanya berdasar kepada kitabullah wasunati rasul ini dimaksudkan bahwa manusia melaksanakan perintah Allah swt itu berdasarkan kepada apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Manusia yang tidak mengikuti perintah ini dapat dikatakan sebagai golongan Al kafirun (kafir)
2.     Perintah untuk tidak berbuat syirik dalam beribadah kepada Allah swt, memusuhi dan mengkafirkan pelakunya karena melanggar larangannya islam mengandung pelajaran berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt (menghamba) , dengan inilah Allah swt mengutus Rasul-Nya  untuk melaksanakan perintah tersebut dengan mentauhidkan-Nya sehingga terlepas diri dari kesyirikan.
Ayat di atas juga secara tegas menjelaskan tentang keharusan taat kepada Rasul. Siapa yang mentaati Rasul, maka secara otomatis dia sudah mentaati Allah, karena Allah mengutus dan Allah pula yang memerintahkan manusia untuk mentaati beliau, maka apa yang diperintahkan Rasul adalah perintah Allah juga. Konsekuensi bila tidak taat kepada Rasul maka dia juga telah durhaka kepada Allah. Allah mengetahui kedurhakaan mereka dan akan mempertanggung jawabkan kedurhakaannya, karena Nabi di utus hanya menyampaikan ajakan saja.
Menurut al-Quran, Rasul Saw bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan perintah-perintah ilahi, tetapi beliau juga menjadi hakim dan pemimpin masyarakat Islam. Menaati Rasulullah Saw sejajar dengan mengikuti perintah Tuhan. Sebaliknya, melanggar beliau sama artinya melanggar perintah Allah.
Poin penting yang patut diperhatikan, ayat ini menyatakan bahwa Rasul Saw di depan masyarakat tidak bertugas memaksa masyarakat menerima kebenaran dan melaksanakannya, sekalipun beliau merupakan pemimpin masyarakat. Tanggung jawab beliau hanya mengarahkan dan memimpin masyarakat, bukan memaksa mereka melaksanakan perintah-perintah  ilahi.
Dari ayat tadi terdapat  dua  pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Taat kepada Tuhan bukanlah berarti melaksanakan shalat dan puasa saja, tapi juga termasuk taat kepada para pimpinan sosial ilahi dan penanggung jawab agama.
2.  Tugas para nabi adalah menyebarkan agama bukan memaksakannya dan manusia harus memilih agama  lewat kehendaknya.  

Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah SWT memerintahkan  kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, akan tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka bertentangan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum muslimin maka katakanlah kepada mereka bahwa dosa perbuatan mereka itu akan dipikulkan diatas pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum muslimin sedikitpun. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah SWT dan siksaanNya. Apabila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesasesatan dengan menerima petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasehat. Menerima atau menolak adalah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab Rasul.
Dalam dunia pendidikan, tentunya kita melaksanakan dasar-dasar aturan-aturan telah ditetapkan oleh pendidikan nasional.
Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan RasulNya seperti yang terkandung dalam  QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya
Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka Rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya.
Akhlak atau sopan santun sahabat berhadap Rasul ketika ada permasalahan lebih dahulu bertanya apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sahabat mengemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi ketika sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat yang dekat ke mata air untuk kepentingan strategi pertahanan ketika perang Badar.

Allah SWT menghendaki agar Rasul-Nya (Muhammad) tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidak menaatinya, karena ia diutus hanya sekedar menyampaikan berita gembira dan peringatan keras. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, akan tetapi kesadaran setelah menggunakan pikiran. Apa yang saya sampaikan ini hanya garis besarnya saja oleh karena itu mari kita sama-sama menuntut ilmu untuk kesempurnaan dalam melaksanakan beribadah.


Tidak ada komentar:
Write komentar

HARI AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang             Makalah berjudul “mengetahui hari akhir” ini ditulis, pertama karena tidak mudah m...

Labels