Alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya iwal mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in. Amma ba'du. Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur
Kepada Allah yang memberikan nikmatnya kepada kita semua terutama nikmat sehat
wal afiat, selanjutnya sholawat dan salam tak lupa mari kita limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman terang
benderang seperti sekarang ini, tidak lupa kepada keluarganya, sahabatnya dan
pengikutnya. Yang saya hormati umi hanum selaku guru pelajaran ilmu tafsir
serta teman-teman yang sedang berbahagia ini. Pada kesempatan yang berbahagia
ini izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato tentang “Taat kepada Allah swt
dan Rasulnya”.
Agama
adalah tatanan kehidupan milik Allah swt diperuntukan kepada umatnya untuk
dapat dijadikan sebagai tuntunan dan tatanan kehidupan. Agama itu berisi
nasihat dari Allah swt yang sudah barang tentu Allah swt sendirilah yang
menjaganya. Agama yang benar adalah islam dalam alquran surat al imran ayat 19 disebutkan
:
“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi
Allah hanyalah Islam.” إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
Maksud
dalam kandungan ayat ini adalah jika kita berpegang teguh dalam islam maka akan
selamat dunia dan akhirat.
Didalam
surat An-nisa ayat 80
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ
فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Artinya :
“Barang siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah
menaati Allah. Dan Barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka
(ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.
TAFSIR JALALAYN
Siapa
menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah, dan siapa yang
berpaling artinya tak mau menaatinya, maka bukan menjadi urusanmu maka Kami
tidaklah mengutusmu sebagai pemelihara atau penjaga amal-amal perbuatan mereka,
tetapi hanyalah sebagai pemberi peringatan sedangkan urusan mereka terserah
kepada Kami dan Kami beri ganjaran dan balasannya. Ini sebelum datangnya
perintah berperang.
TAFSIR
QURAISH SHIHAB
Barangsiapa
mematuhi rasul berarti telah mematuhi Allah. Sebab, Rasulullah tidak
memerintahkan dan melarang sesuatu, kecuali sesuai dengan perintah dan larangan
Allah. Oleh karena itu, orang yang menaati Rasulullah saw. dengan menjalankan
perintah dan meninggalkan larangannya, berarti juga menaati Allah. Sedangkan
orang yang tidak mematuhimu, Muhammad, ketahuilah bahwa Kami mengutusmu sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, bukan untuk menguasai dan
memelihara amal perbuatan mereka, yang merupakan tanggung jawab Kami, bukan
tanggung jawabmu.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa islam adalah satu-satu
nya agama yang benar untuk seluru urusan manusia, bahwa perkara yang Allah swt
perintahkan kepada Rasul-Nya dan diikuti oleh umatnya yang antara lain
mencangkup :
1.
Perintah untuk beribadah kepada Allah swt
semata tidak ada sekutu baginya. Perintah ini ditunjukkan kepada orang-orang
yang betul-betul patuh dan mengikuti tuntunanya berdasar kepada kitabullah
wasunati rasul ini dimaksudkan bahwa manusia melaksanakan perintah Allah swt
itu berdasarkan kepada apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Manusia yang
tidak mengikuti perintah ini dapat dikatakan sebagai golongan Al kafirun
(kafir)
2.
Perintah untuk tidak berbuat syirik dalam
beribadah kepada Allah swt, memusuhi dan mengkafirkan pelakunya karena melanggar
larangannya islam mengandung pelajaran berserah diri sepenuhnya kepada Allah
swt (menghamba) , dengan inilah Allah swt mengutus Rasul-Nya untuk melaksanakan perintah tersebut dengan
mentauhidkan-Nya sehingga terlepas diri dari kesyirikan.
Ayat di atas juga secara tegas menjelaskan tentang keharusan taat
kepada Rasul. Siapa yang mentaati Rasul, maka secara otomatis dia sudah
mentaati Allah, karena Allah mengutus dan Allah pula yang memerintahkan manusia
untuk mentaati beliau, maka apa yang diperintahkan Rasul adalah perintah Allah
juga. Konsekuensi bila tidak taat kepada Rasul maka dia juga telah durhaka
kepada Allah. Allah mengetahui kedurhakaan mereka dan akan mempertanggung
jawabkan kedurhakaannya, karena Nabi di utus hanya menyampaikan ajakan saja.
Menurut al-Quran, Rasul Saw bukan hanya bertanggung jawab
menyampaikan perintah-perintah ilahi, tetapi beliau juga menjadi
hakim dan pemimpin masyarakat Islam. Menaati Rasulullah Saw sejajar dengan
mengikuti perintah Tuhan. Sebaliknya, melanggar beliau sama artinya
melanggar perintah Allah.
Poin penting yang patut diperhatikan, ayat ini menyatakan
bahwa Rasul Saw di depan masyarakat tidak bertugas memaksa masyarakat
menerima kebenaran dan melaksanakannya, sekalipun beliau merupakan
pemimpin masyarakat. Tanggung jawab beliau hanya mengarahkan dan
memimpin masyarakat, bukan memaksa mereka melaksanakan
perintah-perintah ilahi.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang
dapat dipetik:
1. Taat kepada Tuhan bukanlah berarti melaksanakan
shalat dan puasa saja, tapi juga termasuk taat kepada para pimpinan
sosial ilahi dan penanggung jawab agama.
2. Tugas para nabi adalah menyebarkan agama bukan
memaksakannya dan manusia harus memilih agama lewat
kehendaknya.
Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat
kepada Allah dan Rasul-Nya
Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan
kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sungguh-sungguh.
Jangan selalu berpura-pura beriman, akan tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka
bertentangan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai
peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari
kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum muslimin maka
katakanlah kepada mereka bahwa dosa perbuatan mereka itu akan dipikulkan diatas
pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum muslimin
sedikitpun. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah SWT dan siksaanNya. Apabila
mereka benar-benar taat dan keluar dari kesasesatan dengan menerima petunjuk
Allah SWT dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang
beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasehat. Menerima
atau menolak adalah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab Rasul.
Dalam dunia pendidikan, tentunya kita melaksanakan dasar-dasar
aturan-aturan telah ditetapkan oleh pendidikan nasional.
Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan RasulNya
seperti yang terkandung dalam QS. An-Nisaa : 80 Tentang taat kepada Allah
dan RasulNya
Perintah
dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang
berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka
Rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui
masalahnya.
Akhlak
atau sopan santun sahabat berhadap Rasul ketika ada permasalahan lebih dahulu
bertanya apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri.
Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah SWT maka mereka menaati
tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para
sahabat mengemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi ketika
sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat yang dekat ke mata
air untuk kepentingan strategi pertahanan ketika perang Badar.
Allah
SWT menghendaki agar Rasul-Nya (Muhammad) tidak mengambil tindakan kekerasan
atau paksaan terhadap orang yang tidak menaatinya, karena ia diutus hanya
sekedar menyampaikan berita gembira dan peringatan keras. Keimanan manusia pada
kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, akan tetapi kesadaran setelah
menggunakan pikiran. Apa yang saya sampaikan ini hanya garis besarnya saja oleh
karena itu mari kita sama-sama menuntut ilmu untuk kesempurnaan dalam melaksanakan
beribadah.
Tidak ada komentar:
Write komentar